Rabu, 21 Desember 2011

Etika dalam praktek bisnis yang berbuat tidak adil

Ada satu perkembangan menarik, paling kurang yang diamati oleh Lynn Sharp Paine, seorang profesor di sekolah manajemen bergengsi Harvard Business School, tentang penetrasi etika bisnis dalam praktik bisnis di Amerika. Menurut Paine, dalam beberapa tahun terakhir ini,semakin banyak manajer yang menaruh perhatian serius akan etika. Beberapa telah memasukkan program pelatihan yang berkaitan dengan etika atau nilai. Banyak yang mulai membentuk poskhusus untuk etika perusahaan, komisi etika pada tingkat atas, atau task-force yang bertugaskhusus menangani persoalan-persoalan yang berkaitan secara langsung atau tidak langsungdengan etika. Mereka semakin menyadari bahwa etika akan memperkuat organisasi perusahaandan mempunyai sumbangan langsung bagi kinerja perusahaan yang memungkinkan perusahaan bisa berhasil dan bertahan dalam jangka panjang. Singkatnya, banyak manajer di Amerikasemakin yakin bahwa etika sangat berguna bagi bisnis yang berhasil dan tahan lama.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral.Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepoti sme tumbuh subur di banyak perusahaan.Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut.Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi.
Kasus: terjadi pada produk minuman berenergi Kratingdeng yang sebagian produknya diduga mengandung nikotin lebih dari batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Minuman. ”Oleh karena itu perilaku etis perlu dibudayakan melalui proses internalisasi budaya secara top down agar perusahaan tetap survive dan dapat meningkatkan kinerja keuangannya,”.Pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik secara simultan sebesar 65%. Secara parsial pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik masing-masing sebesar 26,01% dan 32,49%. Hal ini mengindikasikan bahwa komninasi penerapan etika dan budaya dapat meningkatkan pengaruh terhadap orientasi strategik.
Solusi :
Hendaknya perusahaan membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang dipilih semakin baik. Salah satu persyaratan bagi penerapan orientasi strategik yang inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko adalah budaya perusahaan yang mendukung,”.